MAKALAH DARUL ARQAM MADYA TAAWUN UNTUK NEGERI SEBAGAI BENTUK GERAKAN SOSIAL MUHAMMADIYAH ABAD KE 2

OLEH: AULIA YUMNA R

PIMPINAN CABANG CIRENDEU
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Kemajuan teknologi menjadi tantangan besar bagi manusia dalam menjalani kehidupannya di masa kini. Berkembangnya teknologi yang semakin pesat pula dapat mempengaruhi gaya hidup yang semakin mencolok, yang mengakibatkan lahirnya budaya serba instan. Budaya serba instan ini menjadikan manusia malas dalam melakukan banyak hal, mulai dari makanan, pekerjaan, profesi, pengkaderan, politik, dunia olahraga sepak bola, bahkan dalam pendidikan sekalipun terjadi proses serba instan begitupun dengan hubungan sosial antar satu manusia dengan manusia lainnya serta bagi sekumpulan manusia atau organisasi. Budaya serba instan di abad XX ini juga merupakan tantangan bagi Muhammadiyah yang kini telah memasuki abad ke II dalam ikhtiar mengemban misi dakwah dan tajdid di tengah lintasan zaman yang penuh gelora.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, gerakan dakwah yang berjuang menyebarluaskan dan memajukan ajaran Islam di Indonesia ini telah melampaui I abad selama berkiprah melewati fase zaman yang sarat dinamika dengan penuh keikhlasan dan perjuangan tanpa kenal lelah. Muhammadiyah yang berkiprah di di tengah-tengah masyarakat dan bangsa Indonesia dengan membangun berbagai amal usaha yang benar-benar menyentuh hajat orang banyak seperti membangun berbagai lembaga pendidikan dari sejak kanak-kanak hingga perguruan tinggi, membangun banyak rumah sakit, panti-panti asuhan, dan membantu yatim duafa serta korban bencana alam melalui Lazizmu.
Kemajuan teknologi seiring dengan lahirnya budaya serba instan menjadi tameng dalam menjalin kehidupan sosial antar manusia. Tercatat sejak beberapa tahun belakangan ini bencana alam yang terjadi di Indonesia meningkat drastis, hal tersebut bukan saja disebabkan karena strategisnya letak geografis wilayah Indonesia sebagai gugusan gunung berapi di dunia tetapi juga disebabkan oleh banyaknya manusia yang semakin enggan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah semasa hidupnya. Banyaknya bencana alam di Indonesia saat ini semakin memacu Muhammadiyah untuk tetap sesuai dengan visi dan misinya dalam membangun peradaban bangsa lebih baik lagi.
Dalam KBBI, sosial diartikan sebagai sifat yakni yang berkenaan dengan masyarakat dan suka memperhatikan kepentingan umum. Sehingga sifat ini seharusnya melekat pada manusia, agar dapat saling tolong-menolong antar satu dan yang lainnya. Dengan ini Muhammadiyah yang telah memasuki abad ke II hadir menyinari kehidupan bangsa yang kasat sosial miskin empati. Dengan memperbaharui semangat, Muhammadiyah berharap dapat menjadi pelita dalam gelapnya Indonesia. Selaras dengan ini, perlu adanya Taawun yang diartikan tolong-menolong dan saling membantu demi kemaslahatan ummat. Dengan ini Muhammadiyah pula mengangkat tema Taawun untuk Negeri pada hari jadi Muhammadiyah yang ke 106. Sehingga Taawun untuk Negeri ini merupakan salah satu gerakan sosial Muhammadiyah yang telah masuk ke usia 2 abad keberadaannya.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masaah di atas, maka masalah pokoknya adalah:
Bagaimana gerakan sosial Muhammadiyah pada abad I?
Bagaimana gerakan sosial Muhammadiyah pada abad II?
BAB II
PEMBAHASAN

Gerakan Sosial Muhammadiyah Abad I
Sejak awal kelahiran Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah telah menanamkan teori Al-Maun yang bersumber dari Al-Quran surat Al-Maun sebagai dasar diranah sosial. Pembahasan ini sebagai telaah kritis terhadap gerakan sosial yang dilakukan Muhammadiyah. Dan bisa kita lihat, bahwa saat ini Muhammadiyah banyak mempunyai amal usaha, mulai dari pondok anak yatim, sekolah/lembaga pendidikan, sampai rumah sakit pun ada. Ini sebagai pengejawantahan dari interpretasi terhadap surat Al-Maun.
Muhammadiyah mempunyai cita-cita sosial, yakni kesejahteraan, dan kemakmuran masyarakat yang diridhai Allah. Dari sini kita ketahui bahwa Muhammadiyah menghendaki terciptanya negara yang baik dan penuh akan ampunan Allah. Inilah interpretasi dari ungkapan Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Bagaimana kita lihat kemudian Muhammadiyah sejak didirikan oleh KH Ahmad Dahlan, sampai kepemimpinan yang sekarang masih berusaha untuk menjalin komunikasi yang baik, dan memberikan pelayanan sosial terhadap masyarakat, fakir miskin dan yatim piatu. Hal inilah yang menjadi penting dalam perkembangan Muhammadiyah. Bidang-bidang yang terdapat dalam gerakan sosial muhammadiyah, diantaranya:
Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan misalnya, hingga tahun 2000 ormas Islam Muhammadiyah telah memiliki 3.979 taman kanak-kanak, 33 taman pendidikan Al-Quran, 6 sekolah luar biasa, 940 sekolah dasar, 1.332 madrasahdiniyah/ibtidaiyah, 2.143 sekolah lanjutan tingkat pertama (SMP dan MTs), 979 sekolah lanjutan tingkat atas (SMA,MA, SMK), 101 sekolah kejuruan, 13 mualimin/mualimat, 3 sekolah menengah farmasi, serta 64 pondok pesantren. Dalam bidang pendidikan tinggi, hingga tahun ini Muhammadiyah memiliki 36 universitas, 72 sekolah tinggi, 54 akademi, dan 4 politeknik. Nama-nama seperti Bustanul Athfal/TK Muhammadiyah, SD Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah, SMA Muhammadiyah, SMK Muhammadiyah, dan Universitas Muhammadiyah bermunculan di berbagai daerah.

Bidang Kesehatan
Dalam amal usaha bidang kesehatan, Muhammadiyah telah dan terus mengembangkan layanan kesehatan masyarakat, sebagai bentuk kepedulian. Balai-balai pengobatan seperti rumah sakit PKU (Pembina Kesejahteraan Umat) Muhammadiyah, yang pada masa berdirinya Muhammadiyah bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemat), kini mulai meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya. Berdasarkan buku Profil dan Direktori Amal Usaha Muhammadiyah & Aisyiyah Bidang Kesehatan pada tahun 1997, sebagai berikut:
Rumah sakit berjumlah 34
Rumah bersalin berjumlah 85
Balai Kesehatan Ibu dan Anak berjumlah 504. Balai Kesehatan Masyarakat berjumlah 115
Balai Pengobatan berjumlah 846
Apotek dan KB berjumlah 4

Bidang Kesejahteraan Sosial
Hingga tahun 2000 Muhammadiyah telah memiliki:
228 panti asuhan yatim
18 panti jompo
22 balaikesehatan sosial
161 santunan keluarga
5 pantiwreda/manula
13 santunan wreda/manula
1panti cacat netra
38 santunan kematian
serta 15 BPKM (Balai Pendidikan Dan Keterampilan Muhammadiyah).

Bidang Kaderisasi
Dalam bidang kaderisasi Muhammadiyah telah melakukan program diantaranya:
Peningkatan kualitas pengkaderan
Melaksanakan program pengkaderan formal dan informalsecara berkelanjutan
Menyelenggaraka baitul arqam dan darul arqam Muhammadiyah
Tranformasi kader per jenjang dan per generasi
Sinergi Building antar unit persyarikatan untuk kaderisasi
Contoh kaderisasi/organisasi dalam Muhammadiyah: aisyiyah, pemuda muhammadiyah, IPM, IMM, Tapak Suci Muhammadiyah.
Dari beberapa gerakan sosial Muhammadiyah di atas, kita dapat melihat seberapa jauh Muhammadiyah telah berkiprah mencerahkan kehidupan bangsa. Bahkan kita pun tahu bahwa sebelum Indonesia merdeka Muhammadiyah telah lebih dahulu memulai perjuangannya juga tak terlepas dengan sejarah kemerdekaan Indonesia.

Gerakan Sosial Muhammadiyah Abad II
Menurut Muhammadiyah dalam buku pernyataan pikiran Muhammadiyah abad ke II pada abad ini Muhammadiyah berkomitmen kuat untuk melakukan gerakan pencerahan. Gerakan pencerahan (tanwir) merupakan praksis Islam yang berkemajuan untuk membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan. Gerakan pencerahan dihadirkan untuk memberikan jawaban atas problem-problem kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan persoalan-persoalan lainnya yang bercorak struktural dan kultural. Gerakan pencerahan menampilkan Islam untuk menjawab masalah kekeringan ruhani, krisis moral, kekerasan, terorisme, konflik, korupsi, kerusakan ekologis, dan bentuk-bentuk kejahatan kemanusiaan. Gerakan pencerahan berkomitmen untuk mengembangkan relasi sosial yang berkeadilan tanpa diskriminasi, memuliakan martabat manusia laki-laki dan perempuan, menjunjung tinggi toleransi dan kemajemukan, dan membangun pranata sosial yang utama.
Dalam kehidupan sosial kita tentu mengenal rasa empati, yaitu perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain yang sedang kita lihat atau kita ketahui, sedangkan berempati yaitu action dari sifat empati yang kita miliki. Dalam buku Membentuk Generasi Al-Kahfi membangun peradaban madani dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi proses empati salah satunya yaitu sosialisasi. Dimana sosialisasi ini merupakan tindak dari rasa sosial, dengan adanya sosialisasi memungkinkan seseorang dapat mengalami sejumlah emosi, mengarahkan seseorang untuk melihat keadaan dan berpikir tentang orang lain.
Secara sosio-historis, Muhammadiyah lahir di era kolonialisme dengan interaksi antar-bangsa baik pribumi, Eropa, Cina, dan Arab, yang membentuk persatuan nasional. Di Turki terdapat organisasi Gulen Movement yang disebut gerakan hizmet di Indonesia, yang memiliki pergerakan hamper sama dengan Muhammadiyah yaitu dibidang pendidikan, kesehatan, dan sosial keagamaan. Sehingga hal ini memotivasi Muhammadiyah untuk dapat bersaing dengan Gulen Movement yang sudah memiliki sekolah-sekolah di 180 negara.
Kemudian di lain sisi, menginjak abad ke II ini Muhammadiyah semakin aktif dalam membantu sesama manusia dengan menyalurkan bantuan melalui Lazizmu dan MDMC. Muhammadiyah di bawah koordinasi MDMC telah melaksanakan serangkai program. Di antaranya untuk Lombok dan Sumbawa, Muhammadiyah telah mendirikan 691 unit hunian sementara. Selain itu pula, kata dia, program lainnya berupa penyaluran air bersih kepada 3.550 jiwa, memberikan pelayanan psikososial kepada 13.374 jiwa, memberikan pelayanan kesehatan kepada 11.153 jiwa, distribusi logistik untuk 6.213 jiwa, dan balai kampong (PKO) kepada 1.864 jiwa.
Sementara untuk Palu dan Donggala, Muhammadiyah telah mendirikan 1.228 unit hunian darurat, menyalurkan air bersih dan sanitasi kepada 2.577 jiwa, pelayanan psikososial kepada 10.359 jiwa, memberikan pelayanan kesehatan kepada 6.282 jiwa, serta distribusi logistik untuk 29.384 jiwa. Sehingga Muhammadiyah menyuarakan hal ini dalam tema hari jadi Muhammadiyah yang ke 106 yaitu Taawun untuk Negeri. Tema ini menegaskan komitmen, tanggung jawab, dan jati diri Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, kemanusiaan, dan keindonesiaan.
BAB III
KESIMPULAN

Menggelorakan taawun untuk negeri berarti menyuarakan pesan keruhanian Islam dalam mengembangkan sikap saling tolong-menolong atau bekerjasama untuk terwujudnya kebaikan serta kemaslahatan bangsa dan negara Indonesia. Sebaliknya mencegah segala bentuk kerjasama (konspirasi) dalam hal dosa dan keburukan hal tersebut seperti yang telah disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir. Dengan akan diadakannya taawun untuk negeri, yang akan diselenggarakan Muhammadiyah seraya memperingati milad ke-106 MUhammadiyah memasuki abad ke II, masyarakat bias mendapatkan manfaat dan terbantu dengan adanya Muhammadiyah yang selalu berusaha menjadi lebih baik lagi dari abad sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Yuniardi, M. Salis. Dkk. 2009. Membentuk Generasi Al-Kahfi Membangun Peradaban Madani. Universitas Muhammadiyah Malang.
Mahyudin H. 2004. Visi Kepemimpinan Masyarakat Madani. NM Press.
Yusuf, Chusnun. Dkk. 2014. 6 Dimensi Kuliah Kemuhammadiyahan. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
2010. Pernyataan Muhammadiyah Abad Kedua. Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Nashrullah, Nasihah. 2018. Ta’awun untuk Negeri, Muhammadiyah Pulihkan Palu dan Lombok. (https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/18/11/19/pifqtv320-tawun-untuk-negeri-muhammadiyah-pulihkan-palu-dan-lombok, diakses tanggal 20 November 2018).
Setiadi, Ozi. 2015. Muhammadiyah Vs Gulen Movement. (https://ozisetiadi3.wordpress.com/2015/08/11/muhammadiyah-vs-gulen-movement/, diakses tanggal 20 November 2018).
Sutrisno, Wahyu Sri. 2016. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Sosial. (https://wahyutris13.blogspot.com/2016/04/muhammadiyah-sebagai-gerakan-sosial.html diakses tanggal 20 November 2018).
2018. Sejarah Singkat Muhammadiyah. (http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-178-det-sejarah-singkat.html diakses tanggal 20 November 2018).

Tinggalkan komentar