ANALISIS PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM CERPEN SILUET JINGGA

Penggunaan  deiksis  dalam  sebuah  cerpen  memiliki  arti  tersendiri.  Deiksis adalah bentuk bahasa baik berupa kata maupun lainnya yang berfungsi sebagai penunjuk hal atau fungsi tertentu di luar bahasa. Dengan kata lain, sebuah bentuk bahasa bisa dikatakan bersifat deiksis apabila acuan/rujukan/referennya berpindah- pindah atau berganti-ganti pada siapa yang menjadi si pembicara dan bergantung pula pada saat dan tempat dituturkannya kata itu. Jadi, deiksis merupakan kata-kata yang tidak memiliki referen yang tetap.

Deiksis juga sering digunakan dalam cerpen. Di dalam cerpen terdapat deiksis yang  memiliki  fungsi  untuk  mengemas  bahasa dan  kalimat  agar  lebih  efektif  dan efisien.  Deiksis  ini  terjadi  karena  adanya  penggantian  konteks.  Selanjutnya,  deiksis yang sering muncul di dalam cerpen berupa deiksis persona, deiksis ruang, deiksis waktu, dan deiksis wacana.

Kalau  salah  satu  segi  makna  dari  kata  atau  kalimat  itu  berganti Karena penggantian konteks, kata atau kalimat itu mempunyai makna deiksis. Dalam sebuah tulisan atau karangan hampir sebagian besar mengandung deiksis. Deiksis ini muncul di dalam sebuah wacana. Sesuai dengan kajian pustaka sebelumnya, maka analisis ini didasarkan pada penggunaan deiksis semantik dalam cerpen Siluet Jingga karya Anggi P. Ada empat macam deiksis yakni deiksis pronomina orangan (persona), deiksis yang menyangkut nama diri, deiksis yang menyangkut pronomina demonstratif (penunjuk) dan deiksis yang menyangkut waktu. Keempat deiksis tersebut digunakan untuk menganalisis cerpen Siluet Jingga.

PENGGUNAAN DEIKSIS PERSONA DALAM CERPEN SILUET JINGGA

Deiksis persona diwakili oleh aku, saya, kami, kita (sebagai deiksis persona pertama), engkau, kamu, Anda, dan kalian (sebagai deiksis persona kedua), dan dia, ia, dan mereka (sebagai deiksis persona ketiga). Dalam penelitian ini deiksis persona yang terdapat dalam cerpen Siluet Jingga diwakili oleh  saya,  aku,  kami, kita, ia,  dia, beliau, mereka, -nya.

Deiksis persona pertama diwakili oleh aku dan saya (sebagai persona pertama tunggal) sedangkan kami dan kita (sebagai persona pertama jamak). Selain deiksis persona pertama juga ada deiksis persona kedua yang diwakili oleh Anda (sebagai persona kedua tunggal) sedangkan kalian (sebagai persona kedua jamak). Deiksis persona ketiga diwakili oleh dia, ia,-nya, beliau (sebagai persona ketiga tunggal) dan mereka (sebagai persona ketiga jamak).

  1. Pronomina Persona Pertama

Dalam  bahasa  Indonesia,  pronomina  Persona  pertama  dibagi  menjadi  dua yakni pronomina Persona pertama tunggal dan pronomina Persona pertama jamak. Pronomina Persona pertama tunggal adalah  aku.

Sedikit demi sedikit aku masih meresapi setiap perkataan yang dilontarkan oleh kakak lelakiku mengenai proses terjadinya cinta dalam otak.

Kalimat di atas mengandung deiksis persona pertama tunggal karena menggunakan  pronomina  persona  pertama  tunggal  aku,  digunakan  dalam  corak bahasa keakraban kalau pembicara tidak mengutamakan faktor ketakziman. Deiksis persona pertama tunggal aku biasanya digunakan saat bertutur dalam keadaan santai.

Pronomina Persona pertama jamak, yakni kami dan kita. Kami bersifat eksklusif, artinya pronomina itu mencakup pembicara/penulis dan orang lain dipihaknya, tetapi tidak mencakupi orang lain dipihak pendengar/pembacanya.

Kami hanya dua bersaudara dalam keluarga kecil ini.

 

Bentuk kami, dalam bahasa tulisan dapat dipakai sebagai bentuk editorial; kata kami sebagai kata ganti saya dijumpai juga dalam bahasa lisan. Kata ganti kami hanya merujuk  pada  penutur  (yang  lebih  dari  satu)  namun  lawan   bicara  tidak  ikut didalamnya

Sebaliknya, kita bersifat inklusif, artinya pronomina itu mencakupi tidak sajapembicara/penulis, tetapi juga pendengar/pembaca, dan mungkin pula pihak lain.

Selepas raja siang naik sepenggalah, udara pun turut naik beberapa derajad celcius hingga membuat kerak bumi yang kita singgahi menjadi lebih panas dari biasanya.

 

Kata  kita  dalam  kutipan  di  atas  sebagai  deiksis  persona  pertama  jamak digunakan penutur untuk menyebutkan orang lebih dari satu yang mengacu pada penutur, dan dipakai dalam corak tidak resmi. Kata kita mengacu pada penutur dan orang yang diajak berbicara dalam hal ini masyarakat.

 

  1. Pronomina Persona Kedua

Pronomina persona kedua diwakili kata kamu.

Kalau  kamu tidak mau balikan sama aku, aku akan berbuat nekad!”teriak gadis itu dengan mata melotot.

Kata kamu dalam kutipan di atas sebagai deiksis persona kedua digunakan penutur untuk menyebutkan orang yang diajak bicara, dan dipakai dalam corak tidak resmi.

 

  1. Pronomina

Persona KetigaPronomina persona ketiga tunggal terdiri atas ia, dia. Dalam posisi sebagai subjek, atau di depan verba, ia dan dia sama-sama dapat dipakai.

Dia  tidak  akan  membiarkan  masa  silam  mencakar  masa  depannya, Kak,sahutku penuh keyakinan.

Pronomina persona ketiga jamak adalah mereka. Pada umumnya mereka hanya dipakai untuk insan. Benda atau konsep yang jamak dinyatakan dengan cara lain; misalnya dengan mengulang nomina tersebut atau dengan mengubah sintaksisnya.

Orangtuamu  sudah  tak  ingin  melihatku,  anggapan  mereka  tentang pekerjaanku sebagai penulis sangat menyayat hatiku.

Kata  mereka  dalam  korpus  data  di  atas  merupakan  deiksis  persona  ketiga bentuk jamak. Kata mereka sebagai deiksis persona ketiga jamak digunakan untuk menyebut  orang  yang  dibicarakan  dengan  jumlah  banyak  (lebih  dari  satu)  oleh penutur baik dalam keadaan formal maupun informal.

Fungsi pemakaian deiksis persona, yaitu: (1) Merujuk pada diri orang yang sedang   berbicara,   misalnya:   aku;   (2)   Merujuk   pada   orang   yang   diajak   bicara, misalnya: Kamu;  (3)  Merujuk  pada  orang  yang  sedang  dibicarakan,  misalnya: dia; (4) Menyebutkan  orang  dalam  jumlah  banyak,  misalnya: mereka;  (5)  Menunjukkan bentuk inklusif, misalnya: kita; (6) Menunjukkan bentuk ekslusif, misalnya: kami.

Dengan  demikian dapat diketahui bahwa deiksis persona pertama  (tunggal dan jamak), deiksis persona kedua (tunggal dan jamak) dan deiksis persona ketiga (tunggal dan jamak) banyak digunakan dalam cerpen.

PENGGUNAAN DEIKSIS NAMA DIRI DALAM CERPEN SILUET JINGGA

Deiksis yang menyangkut nama diri ini merupakan deiksis yang cenderung memakai nama lain di antaranya nama diri, pangkat, dan tingkat kekerabatan. Deiksis yang menyangkut nama diri ini merupakan deiksis yang menghindari pemakaian pronomina  orangan,  dengan  kata  lain  cenderung  memakai  nama  lain  diantaranya nama diri, pangkat, dan tingkat kekerabatannya karena kita agaknya lebih suka kepada pendekatan yang  tidak langsung.  Nama  diri  digunakan  sebagai  kata sapaan  atau panggilan jika kita hendak memulai suatu percakapan, atau jika hendak meminta perhatian kawan bicara.

Pada kenyataannya Kak Pandu sudah mengenal Jingga. Pun mengetahui pekerjaan Jingga sebagai editor di sebuah Koran lokal, serta merangkap sebagai penulis freelance.

Dalam kutipan paragraf di atas deiksis yang menyangkut nama diri yang digunakan adalah panggilan dari orang ke-1 yakni Jingga. Kata ganti Jingga mengacu atau menunjuk pada diri yang dibicarakan penutur.

Anggun.kamu  itu sama saja, Nduk.‛  Aku hanya terkekeh geli mendengar perkataannya yang memanggilku dengan sebutan Nduk.

 

Pada korpus di atas menunjukkan bahwa ada penggunaan deiksis yang menyangkut nama diri nduk. Nduk merupakan panggilan sapaan. Penggunaan deiksis yang menyangkut nama diri nduk terjadi karena adanya kekerabatan atau hubungan dekat di antara mereka. Deiksis yang menyangkut nama diri ini digunakan pada saat berkomunikasi dengan seseorang yang sudah dianggap akrab.

Fungsi  pemakaian  deiksis  nama  diri  digunakan  sebagai  kata  sapaan  atau panggilan  jika kita hendak memulai  suatu percakapan,  atau jika hendak meminta perhatian kawan bicara

PENGGUNAAN  DEIKSIS  PRONOMINA  DEMONSTRATIF  DALAM  CERPEN SILUET JINGGA

Dalam lingkungan sekitar banyak orang menggunakan deiksis pronomina demonstratif (penunjuk), baik berupa penunjuk arah ruang dan lainnya. Tidak dapat dipungkiri jika hal ini hampir terjadi dalam komunikasi setiap hari. Ada beberapa bentuk deiksis yang menyangkut pronominal demonstratif (penunjuk) yang terdapat dalam cerpen Siluet Jingga antara lain ini, itu

Kota terbesar kedua di Indonesia ini semakin panas dan pengap. Orangorang kerap tidak peduli dengan lingkungan sekitar.

 

Paragraf  tersebut  menggunakan  deiksis  pronomina  demonstratif  (penunjuk) ini. Kata ini digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dekat dengan penutur. Kata ini pada wacana di atas menunjuk pada sebuah kebijakan yang dekat dengan penutur. Langkah ini maksudnya langkah yang diambil saat ini.

Sosok   itu   sudah   berdiri   menunggu   kedatanganku.   Melambaikan tangan memanggilku.

Dalam  kalimat  tersebut  ada  kata  itu  yang  merupakan  deiksis  pronominal demonstratif (penunjuk). Deiksis pronomina demonstratif itu digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang jauh dari pembicaraan sesuatu yang sukar dijelaskan mengenai penemuan dokumen.

Fungsi  pemakaian  deiksis  pronomina  demonstratif  mengacu  pada  kalimat yang terkait dengan konteks penutur yang membedakan secara mendasar antara ungkapan deiksis dekat penutur dan jauh dari penutur. Sebuah kata dapat disebut sebagai deiksis apabila referennya berpindah-pindah atau berganti-ganti, tergantung pada situasi dan tempat dituturkannya kata itu. Kata di sini memiliki kesamaan fungsi yaitu  sebagai  penunjuk  tempat,  tetapi  kata  tersebut  juga  memiliki  maksud  yang berbeda tergantung pada konteks penutur.

PENGGUNAAN DEIKSIS WAKTU DALAM CERPEN SILUET JINGGA

Deiksis waktu adalah pengungkapan atau pemberian bentuk kepada titik atau jarak waktu yang  dipandang  dari  waktu  sesuatu ungkapan  dibuat.  Contoh  deiksis waktu adalah hari itu, setahun yang lalu..

Manusia tak lepas dari karier yang membelitnya, begitu pula sosok yang kukenal setahun yang lalu ini, ia sering lupa dengan sekitar apabila menatap layar dan merangkai aksara.

 

Deiksis  yang  menyangkut  waktu  setahun  yang  lalu  digunakan  oleh  penutur untuk menunjukkan bahwa sesuatu diungkapkan telah terjadi. Kalimat itu diungkap 2014 berarti setahun yang lalu  yang dirujuk adalah 2013.

Masih  di luar?  Tanya Kak Pandu padaku sambil membawa secangkir teh. Hari itu aku sengaja pulang ke kampong halaman. Istirahat sejenak dari hiruk pikuk keramaian kota.

Pada korpus di atas kata ganti hari itu merupakan deiksis yang menyangkut waktu. Deiksis waktu sekarang menyatakan waktu saat tuturan berlangsung. Fungsi pemakaian deiksis waktu pemberian bentuk kepada titik atau jarak waktu. Teks atau wacana itu harus disajikan dalam bentuk yang singkat tanpa harus merusak dan mereduksi pesan. Teks yang singkat dengan mengandung pesan yang utuh akan menghemat waktu dalam memahaminya.

Penggunaan deiksis pada sebuah kalimat dalam cerpen mengandung deiksis semantik  tidak  hanya  menggunakan  satu  bentuk  deiksis  saja,  tetapi  dapat menggunakan lebih dari satu bentuk deiksis guna menghindari perulangan kata atau frasa yang telah disebutkan sebelumnya.

Berikut  dicontohkan  penggunaan  bentuk-bentuk  deiksis  semantik  yang  terdapat

dalam cerpen Siluet Jingga.

  • Siang itu  aku  menelpon  seseorang  yang  berada  jauh  di  sana.  Kami  terpisah jarak sekitar seratus tiga kilometer. Jarak yang cukup jauh bagiku. Keadaan dan tuntutanlah yang menjembatani jurang antara kami berdu Manusia tak lepas dari karier yang membelitnya.

Pada kalimat (1) di atas terdapat tiga bentuk deiksis, yaitu deiksis persona pertama tunggal aku, pertama jamak kami, dan, deiksis waktu. Siang itu pada kalimat di atas menunjuk deiksis waktu yang terjadi saat tuturan berlangsung pada saat siang hari.

  • Dalam perjalanan pikiranku tak henti terpancang pada cerita Jingga kepadaku setahun yang lalu. Sebuah kepahitan yang menemui titik temu. Perjuangan menuju satu kata, yakni cinta.

Pada kalimat (2) di atas terdapat tiga bentuk deiksis, yaitu deiksis persona pertama tunggal ku, deiksis nama diri Jingga, dan deiksis waktu setahun lalu. Deiksis waktu disebutkan setahun lalu. Kalimat itu diungkap 2014 berarti  setahun yang lalu yang dirujuk adalah 2013.

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, peneliti dapat mengambil kesimpulan yang dipaparkan di bawah ini.

1)    Deiksis persona diwakili oleh aku, kami, kita (sebagai deiksis persona pertama), kamu (sebagai deiksis persona kedua), dia, dan mereka (sebagai deiksis persona ketiga)

2)    Deiksis yang menyangkut nama diri yaitu Jingga, Nduk.

3)    Deiksis yang menyangkut pronominal demonstratif yakni ini, itu

4)    Deiksis yang menyangkut waktu dalam cerpen Siluet Jingga yakni hari itu dan setahun yang lalu.

Tinggalkan komentar